Sabtu, 15 Desember 2012

ARTBee : Remaja dan Budaya Kewirausahaan


Remaja merupakan kelompok masyarakat yang berjumlah paling banyak. Namun secara psikologis, remaja termasuk kelompok yang sangat muda terpengaruh dan jiwanya pun gampang bergejolak. Hal ini akibat kondisi pribadi mereka yang belum terbentuk.

Sesuai dengan pergolakan jiwa remaja, permasalahan yang muncul pun cukup beragam. Persoalan tersebut bukan hanya menjadi permasalahan remaja belaka, melainkan menjadi persoalan kita semua. Karena itu, masalah paling berat bagi orang tua adalah bagaimana menyelamatkan sang anak dari masa remaja.

Kita patut prihatin dengan kondisi remaja saat ini. Beberapa perilaku negatif yang membuat masa depan suram (madesu) selalu dipertontonkan setiap hari. Misalnya, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, dan seks bebas.

Sekarang banyak sekali remaja ingin aktif dan kreatif tetapi terpeleset ke pergaulan bebas. Mereka terjebak jaring-jaring hedonisme yang menuju dunia gemerlap (dugem), kebebasan yang membabi buta, dan kepuasan syahwat yang tiada habis.

Remaja hedonis senantiasa berpikir bagaimana masa kecil hidup bahagia dan dimanja, muda foya-foya, tua kaya raya, dan mati (maunya) masuk surga. Pola hidup hedonis itu bila dibiarkan sangat berbahaya, terutama bagi masa depan remaja.

Salah satu penyebab keterjebakan remaja pada pola hidup hedonis adalah krisis spiritual. Krisis spiritual di kalangan remaja saat ini dapat terlihat dari perilaku mereka, baik yang bertalian dengan dimensi individu maupun sosial.

Kekerasan dan kejahatan sosial yang banyak melibatkan remaja saat ini menunjukkan grafik yang sangat memprihatinkan. Hal itu terlihat dari reportase kasus kriminal yang ditayangkan sejumlah media, baik media cetak maupun elektronik. Banyak remaja terlibat tawuran pelajar antar sekolah, perkosaan, pencuriaan, perampokan, pembunuhan, bunuh diri, dan masih banyak lagi.

Untuk itu, krisis spiritual di kalangan remaja saat ini perlu segera ditanggulangi. Penanaman pendidikan agama harus ditanamkan sejak dini. Upaya itu harus mendapat perhatian orang tua, tokoh agama, pendidik, dan pemerintah. Orang tua hendaknya selalu mengontrol perkembangan anak remajanya.

Dan yang lebih penting lagi para remaja harus mampu mengatasi tantangan, hidup disiplin, dan mampu menolak nafsu syahwatnya. Remaja semestinya mampu mendedikasikan bakat dan akal sehatnya untuk tujuan mulia. Sebab, sebaik-baik manusia adalah orang yang bisa memberikan banyak manfaat bagi diri, keluarga, dan masyarakatnya.

Mental Wirausahawan
Selain krisis spiritual, faktor ekonomi juga menjadi salah satu penyebab terjadinya kenakalan remaja. Sebab sejalan dengan sifat kejiwaannya, seorang remaja banyak memerlukan kebutuhan hidup. Seperti untuk membeli pakaian, alat kosmetik, kendaraan, dan hiburan. Padahal, mereka belum memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Ketika keinginannya disampaikan kepada orang tua, terkadang banyak pula orang tua yang tidak memiliki kemampuan untuk memenuhinya. Sebab, kondisi perekonomian orang tuanya tidak memungkinkan untuk mewujudkan semua keinginan tersebut.

Kondisi seperti itu kerap mendorong anak remaja untuk mencari uang dengan caranya sendiri. Ada yang nekat menjadi wanita penghibur, bahkan ada yang berani mencuri, menipu, menjambret atau bahkan merampok. Yang lebih tragis lagi, terkadang ada remaja yang nekat bunuh diri hanya gara-gara kondisi ekonomi yang kurang menguntungkan.

Melihat realitas tersebut, remaja saat ini dirasa perlu untuk memiliki mental layaknya seorang wirausahawan. Mental, jiwa, dan kemandirian seperti yang biasanya seseorang wirausahawan akan mendorong remaja atau seseorang mancapai sukses di bidang yang ditekuninya.

Untuk bisa mencetak dan menyiapkan remaja yang memiliki mental layaknya seorang wirausahawan, kita perlu mengembangkan program pengembangan budaya kewirausahaan secara terpadu dan berkesinambungan di kalangan remaja. Program ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada remaja terhadap pentingnya kewirausahaan dan memberikan bekal pengetahuan tentang; menganalisa peluang-peluang usaha, manajemen produksi dan operasi usaha, manajemen SDM dalam usaha, strategi pemasaran hasi usaha, strategi dan akses permodaldan, dasar-dasar akuntansi, studi kelayakan usaha serta kemitraan dalam usaha.

Secara umum, kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya.

Jiwa kewirausahaan seseorang bukan hanya bakat bawaan sejak lahir, tetapi merupakan disiplin ilmu yang dapat dipelajari dan diajarkan. Oleh karena itu, esensi kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah dengan cara-cara baru dan berbeda (creative and innovative) agar dapat bertahan dan bersaing.

Upaya pengembangan budaya kewirausahaan ini sangatlah beralasan. Karena ternyata budaya kewirausahaan ini selain mampu membuka peluang kerja baru, juga terbukti mampu mengurangi tingkat kejahatan di kalangan remaja. Bahkan dengan program ini diharapkan remaja mampu menjadi kader bangsa yang handal dan berkualitas di tengah-tengah persaingan masyarakat global dewasa ini.

Kualitas tersebut, tidak hanya menyangkut bobot ilmu dan pengetahuan tentang kewirausahaan saja, tetapi yang sangat mendasar yaitu kualitas mental dan moral seorang wirausahawan yang mempunyai kadar keimanan dan ketakwaan yang tinggi.

Karena betaapun tingginya tingkat kemampuan intelektualitas SDM apabila tidak dibarengi dengan moral kepribadian luhur, maka keberadaannya akan dapat menjadi sumber penghambat pembangunan, bahkan membahayakan kehidupan diri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

Di sisi lain, dalam ikut mensukseskan pelaksanaan otonomi daerah (otda), kita juga bisa menaruh harapan kepada para remaja, untuk senantiasa mengambil peran terdepan dalam setiap pelaksanaan program pembangunan daerah, khususnya dalam rangka memberdayakan generasi mudanya.

Hal itu perlu diingat, karena keberhasilan pembangunan daerah bukan hanya tanggungjawab pemerintah daerah semata, tetapi merupakan tanggungjawab seluruh komponen masyarakat, termasuk generasi mudanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar