Sabtu, 20 Oktober 2012

Mengadaptasi organisasi pada pasar sekarang

Dalam suatu organisasi ada tujuan yang terartikulasi sekaligus mekanisme yang ditetapkan untuk mencapai tujuan tersebut. Organisasi yang efektif dapat menciptakan dan memelihara pasar yang viable bagi produk dan jasanya. Sebaliknya organisasi yang tidak efektif akan gagal dalam penempatan diri pada pasar. Organisasi secara terus menerus harus memodifikasi dan memperbaiki mekanisme untuk mencapai tujuannya, dengan cara mengatur kembali struktur peran dan hubungan serta proses pengambilan keputusan dan pengendaliannya. Organisasi efisien menetapkan mekanisme yang dapat menunjang strategi pasarnya, sebaliknya organisasi yang tidak efisien akan terus mengalami kesulitan dalam hal mekanisme dan prosesnya.


Proses adaptasi organisasional

Tiga perspektif umum adaptasi organisasional, dikemukankan oleh Miles dan Snow, adalah seleksi alamiah, seleksi rasional dan pilihan stratejik (strategic choice).

Seleksi alamiah adalah merupakan proses penempatan diri (process of alignment) secara alamiah dimana karakteritik struktur organisasi yang kompatibel atau sesuai dengan lingkungan itulah organisasi yang akan bertahan dan menunjukkan kinerja yang baik.

Seleksi rasional adalah merupakan proses penempatan diri (process of alignment) secara rasional manajer memilih, mengadopsi dan meninggalkan struktur dan proses organisasi agar mendapat keseimbangan dengan lingkungan untuk tetap bertahan dan berkembang. Jika proses penempatan diri (process of alignment) secara seleksi alamiah atau seleksi rasional tidak tepat maka pendekatan pilihan stratejik (strategic choice) adalah merupakan alternative,dengan ciri-ciri:

1) Dominant coalition yaitu kelompok pengambilan keputusan dengan memiliki pengaruh yang terbesar (dominan)

2) Perceptions yaitu dominant coalition menciptakan lingkungan yang sesuai dengan organisasi,

3) Segmentation yaitu dominant coalition bertanggungjawab memilah lingkungan dan menentukan komponen-komponen tersebut sesuai dengan subunit organisasi

4) Scanning activities yaitu dominant coalition bertanggungjawab untuk melakukan pengamatan (surveillance)elemen lingkungan yang kritikal terhadap organisasi, dan dynamic constraints yaitu kendala strategi, struktur dan kinerja organisasi baik yang terdahulu maupun yang sedang berjalan berhadapan dengan keputusan yang diambil oleh dominant coalition.


Keterkaitan teori manajemen terhadap strategi dan struktur

organisasional

Untuk melihat keterkaitan antara teori manajemen dengan dapat dilihat evolusi masing-masing aspek secara terpisah kemudian dilihat keterkaitannya (linkages). Evolusi bentuk organisasi di identifikasi oleh Chandler didiri atas 3 tipe:

Tipe I adalah organisasi pada tahap awal dinama pemilik yang menjalankan pengelolaan secara langsung (ownermanaged) disebut juga dengan intrepreneur-administrator.

Secara tipologi strategi organisasi Tipe I cendrung sebagai defenders atau reactors;

Tipe II adalah organisasi yang sudah menggunakan tenaga adminsitrasi yang professional, dengan ciri terjadinya rasionalisasi pembagian kerja antar divisi (functionally structured and centrally controlled). Secara tipologistrategi organisasi, tipe II ini tergolong “pure defenders,

Tipe III adalah organisasi yang mengaitkan strategi dengan stukturnya, di Amerika pada duapuluhan dan tigapuluhan seperti General Motor dan Sears, melakukanterobosan dengan merubah organisasinya menjadi federal terdesentralisasi yang kemudian diikuti oleh banyak lainnya hingga sekarang. Secara tipologi strategi, tipe III tergolong dengan prospectors. Sedangkan kombinasi Tipe II dan Tipe III atau bentuk transisi dikenal juga sebagai hybrid biasanya menggunakan strategi analyzers.

Evolusi teori manajemen diawali oleh traditional model, berubah menjadi human relation model dan terakhir menjadi human resources model. Traditional model menetapkan bahwa kemampuan untuk pengambilan keputusan efektif secara sempit didistribusikan dalam organisasi. Kontrol dilakukan secara unilateral dari pimpinan puncak organisasi. Berdasarkan framework dari Chandler, organisasi Tipe I sesuai dengan model tradisional. Human relation model adalah model tradisional ditekankan pada universalitas kebutuhan sosial akan kepemilikan (belonging) dan akan hasrat untuk dikenal (recognition). Model ini sesuai dengan organisasi Tipe II. Sedangkan dikaitkan dengan tipologi strategi, model tradition human relation termasuk Defenders dan Reactors. Human resources model (Tipe III) bahwa kapasitas pengambilan keputusan dilakukan dalam rangka mencapai tujuan organisasi dibagi kebanyak bagian, strateginya diasosiasikan dengan Analyzers dan Prospectors.

review : manajemen kepemimpinan dan pemberdayaan karyawan

Model kepemimpinan yang berorientasi pada pemberdayaan, di mana karyawan diberi kebebasan berpikir dan bertindak, selama ini sering dianggap lebih efektif. Dibandingkan, dengan tipe kepemimpinan tradisional yang bersifat mengatur dan memerintah. Tapi, menurut sebuah tim peneliti di Amerika, pemberdayaan ternyata tidak selalu tepat.

Dalam situasi tertentu –yakni dalam situasi bisnis kewirausahaan yang berkembang pesat- kepemimpinan bergaya komando justru bisa lebih efektif. Demikian pendapat Dr. Keith M. Hmieleski dan Dr. Michael D. Ensley dari Neeley School of Business pada Texas Christian University.

“Gaya kepemimpinan yang bersifat memberi pemberdayaan apalagi tanpa monotoring dan kontrol yang konsisten dirasakan semakin tidak cocok dengan adanya petualangan-pertualangan baru dengan tim yang anggotanya beragam, dalam lingkungan-lingkungan yang dinamis,” kata Dr Hmieleski yang menjabat sebagai asisten profesor jurusan manajemen tersebut.

Hmieleski dan tim pendukungnya dari Rensselaer Polytechnic Institute di Troy, New York menjelaskan kenapa bisa demikian. Menurut mereka, hal itu karena orang dengan beragam latar belakang, pola pikir dan perilaku yang berbeda, membutuhkan waktu lama untuk mencapai konsensus atas tujuan bersama dalam lingkungan bisnis yang menghendaki aksi cepat, apalagi ada agenda-agenda pribadi untuk menonjolkan diri.

Hmieleski dan Ensley meneliti 168 manajer pada 66 firma dari daftar 500 perusahaan Amerika yang berkembang cepat. Mereka juga meneliti 417 manajer puncak pada 154 firma yang dipilih secara acak.

Dr Hmieleski mengakui adanya kearifan konvensional yang masih dipegang, bahwa perusahaan dengan kepemimpinan yang memberdayakan memiliki keunggulan kompetitif dalam soal fleksibilitas, inovasi dan kreativitas. Sedangkan kepempinan yang memerintah dilihat sebagai sesuatu yang sudah ketinggalan zaman.

Tapi, kenyataannya, menurut dia, tidak sesederhana itu. Kepemimpinan adalah sesuatu yang kontekstual dan sangat kompleks, dan kedua tipe tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Masing-masing tergantung pada variabel-variabel tim internal dan juga variabel eksternal dalam dinamika industri.

Temuan paling mengejutkan dari penelitian tersebut adalah, kepemimpinan bergaya pemberdayaan, yang secara umum diyakini paling efektif dalam lingkungan dengan tim yang berbeda-beda dan perubahan yang cepat, ternyata kurang efektif dalam kondisi yang di bawah itu.

“Lingkungan-lingkungan yang tumbuh dengan cepat menuntut keputusan-keputusan yang diambil dengan tegas, jelas serta cepat pula,” kata Dr Hmieleski seperti dilaporkan management-issues. “Di sinilah kepemimpinan yang memerintah (komando) diperlukan, karena bisa dengan cepat menjelaskan apa pekerjaan yang diperlukan untuk dilakukan saat itu, dan oleh siapa.”

Dalam tim yang terdiri atas bermacam-macam orang dan dalam lingkungan yang stabil, kepemimpinan pemberdayaan unggul sebagai pilihan yang pasti karena lingkungan semacam itu memberi waktu bagi anggota tim untuk menciptakan keputusan-keputusan bersama. Dalam lingkungan seperti ini, sikap memerintah dapat “menyinggung” anggota tim dan mengurangi komitmen mereka pada tantangan.

Dalam tim yang lebih seragam anggotanya, peneliti menemukan bahwa yang berlalu adalah kebalikannya. Dalam lingkungan yang dinamis, sikap memerintah tidak diperlukan karena anggota tim cenderung berbagi dalam tujuan yang sama. Dalam kondisi seperti ini, kinerja terbaik perusahaan dicapai ketika dipimpin oleh pemimpin yang menerapkan pemberdayaan.

“Poin utama yang bisa kita ambil dari penelitian ini adalah bahwa para entrepreneur harus mempertimbangkan kondisi lingkungan dan jenis tim yang dimilikinya sebelum memilih gaya kepemimpinan yang paling efektif,” simpul Dr Hmieleski said. “Dan, itu bukan sesuatu yang mudah.”

Tim proyek KE menurut pengamatan kita selalu diberikan pemberdayaan yang seluas-luasnya mengelola proyek agar bisa sukses secara quality, cost, delevery, services dan margin/profit dan jangan lupa juga moral…

review : kewirausahaan dan memulai bisnis kecil

Diera yang berkembang saat ini sangat sulit untuk medapatkan pekerjaan, cara lain untuk survive adalah dengan membuat lapangan pekerjaan sendiri. mana tak hanya mampu mempekerjakan diri sendiri tapi juga mampu emperkerjakan orang disekitar. banyaknya resiko yag menghadalng bukan menjadi halangan bagi seseoarang yang memiliki jiwa enterpreneurship itu. karna beberapa dari mereka rela lepas dari comfort zone mereka untuk memulai usaha hanya untuk mencari tantangan dan resiko yang membuat mereka menjadi sosok tangguh.

Kewirausahaan adalah menerima risiko untuk memulai dan menjalankan sebuah bisnis. Alasan mengapa orang bersedia mengambil risiko untuk memulai sebuah bisnis adalah adanya laba yang menguntungkan, kemerdekaan, kesempatan, dan merupakan sebuah tantangan. Wirausahawan yang berhasil dapat memerintah diri, memelihara diri, berorientasi tindakan, penuh semangat, dan toleran terhadap ketidakpastian.

Tim wirausaha adalah sekelompok orang berpengalaman dari berbagai area bisnis yang bergabung bersama untuk membentuk sebuah tim manajerial dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengembangkan, membuat, dan memasarkan sebuah produk baru.

Wirausahawan mikro adalah orang yang bersedia untuk menerima risiko untuk memulai dan mengelola janis bisnis yang tetap kecil, memungkinkan mereka melakukan pekerjaan yang ingin mereka lakukan, dan menawarkan gaya hidup yang seimbang.

Intrwirausahawan adalah pembentukan pusat wirausaha dalam sebuah perusahaan yang lebih besar dimana orang-orang dapat berinovasi dan mengembangkan ide produk baru secara internal.

Zona perusahaan adalah area geografis spesifik dimana pemerintah berusaha menarik investasi bisnis swasta dengan menawarkan pajak yang lebih rendah dan dukungan pemerintah lainnya.

Inkubator adalah pusat yang menawarkan fasilitas kepada bisnis baru seperti kantor berbiaya rendah dengan layanan bisnis dasar.

Memulai dalam Bisnis Kecil

Bisnis kecil adalah bisnis yang dimiliki dan dioperasikan secara independen, tidak dominan dalam bidang operasinya, dan memenuhi standar ukuran tertentu (ditetapkan oleh Small Business Administration) dalam hal jumlah karyawan atau penerimaan tahunan. Banyak bisnis kecil gagal karena ketidakmampuan manajerial dan perencanaan finansial yang tidak memadai. Cara memulai sebuah bisnis kecil : pertama, belajarlah dari oarang lain. Ikutilah kursus dan bicaralah dengan beberapa pemilik bisnis kecil. Kedua, dapatkanlah pengalaman dengan bekerja untuk orang lain. Ketiga, ambil alih sebuah perusahaan yang berhasil. Akhirnya, pelajarilah teknik-teknik manajemen bisnis kecil yang mutakhir meliputi penggunaan komputer untuk hal-hal, seperti daftar gaji, kontrol persediaan, dan daftar pos. Untuk berhasil sebagai pemilik bisnis, kita akan menjelajahi fungsi bisnis dalam situasi bisnis kecil: merencanakan bisnis anda; mendanai bisnis anda; mengenal pelanggan anda (pemasaran); mengelola karyawan anda (pengembangan sumber daya manusia); membuat catatan (akuntansi).

Keuntungan dari bisnis kecil atas bisnis besar dalam pasar global antara lain karena pembeli asing labih menyukai berurusan dengan individu daripada dengan korporasi besar karena (1) perusahaan kecil memberikan pemasok yang lebih beragam dan dapat mengirimkan produk yang lebih cepat dan (2) perusahaan kecil memberikan pelayanan yang lebih pribadi.

Tidak terdapat lebih banyak bisnis kecil yang mulai berdagang secara internasional alasannya karena (1) pendanaan acap kali sulit ditemukan, (2) banyak orang tidak mengetahui cara memulai, (3) banyak orang tidak memahami perbedaan-perbedaan kultural dalam pasar asing, dan (4) birokrasi yang rumit acap kali menyulitkan.

memilih untuk kepemimpinan bisnis

dalam berbagai lini kehidupan banyak hal yang seharusnya berjalan teratur. salah satu cara agar semua teratur tanpa perlu rumit adalah diatur. oleh siapa ? pastinya untuk seseorang yang pantas disebut pemimpin. seperti apakah pemimpin yang sesuai? skill apa yang harus apa? dan mengapa?

Kepemimpinan dalam kondisi apapun sangat diperlukan, baik baik bagi diri sendiri, lingkungan keluarga, masyarakat, dan lainnya. Apalagi kepemimpinan yang berhubungan dengan orang banyak seperti misalnya di sektor bisnis. Dalam menjalankan bisnis, seseorang sangat dituntut untuk memiliki kemampuan khusus, sebab itu akan berpengaruh pada keberhasilan bisnis yang sedang dijalankannya. Jika ia salah dalam memimpin, maka kehancuran akan menimpa bisnisnya.

seberapapun besar kecilnya suatu bisnis atau perusahaan Anda, tentu memerlukan kepiawaian seorang pemimpin. Bagaimana mungkin sebuah kapal berlayar tanpa nahkoda. Bagaimana mungkin ada sebuah negara tanpa seorang presiden, raja, atau pemimpin. Setiap perusahaan mempunyai gaya dan jenis kepemimpinan yang berbeda dalam menjalankan bisnisnya.

Manajemen dan Kepemimpinan dalam sebuah Usaha Kecil merupakan hal mutlak dan memeiliki peran cukup penting dalam mendukung sukses usaha kecil. Banyak faktor yang berpengaruh dalam keberhasilan pengembangan usaha kecil, diantara faktor itu adalah Manajemen Usaha kecil dan Kepemimpinan di dalamnya. Hal yang sering menjadi dugaan orang dalam menganalisa kegagalan suatu usaha bisnis adalah buruknya manajemen suatu usaha. Jika sebuah dalam usaha, produk sudah dianggap baik dan memenuhi standard kualitas tertentu, metode promosi sudah dilakukan secara optimal, tetapi belum mendatangkan keuntungan, manajemen usaha menjadi sorotan analisa kegagalan. Bisa jadi memang manajemen yang salah atau buruknya manajemen yang menjadi penyebab kegagalan tetapi bisa juga bukan. Buruknya kepemimpinan terkadang menjadi faktor yang dilupakan dalam menganalisa kegagalan suatu usaha bisnis. Upaya mengembangkan usaha bisnis termasuk usaha kecil dan menengah diperlukan manajemen dan kepemimpinan usaha yang baik, selain faktor-faktor lain seperti kualitas produksi, metode pemasaran, promosi dan lain-lain. Kepemimpinan yang buruk dalam sebuah usaha kadang membuat motivasi orang, pegawai dan relasi menjadi lemah sehingga kinerja usaha menurun.

review : Menampilkan perilaku etis dan tangung jawab sosial



legal dan etis adalah dua hal yang harus ada dalam sebuh dunia bisnis. namun nyatanya kedua hal ini hanya dipandang sebelah mata oleh sebagian besar kalangan. mereka menganggap bahwa legal dan etis adalah hal yang sama padahal legal da etis adalah dua hal yang berbeda. karena masih banyak tindakan tidak bermoral dan tidak etis yang berada dalam hukum kita. 
definisi dari etis sendiri adalah standar perilaku bermoral, yaitu perilaku yang diterima oleh mansyarakat sebagai benar versus salah. 
Banyak orang yang selalu memutuskan secara situsional apakah boleh untuk mencuri, berbohong, atau minum saat mengemudi.namun itu semua hanya pikiran sebagian banyak orang yang berpikir bahwa apa yang benar adalah apapun yang dirasakan terbaik untuk mereka.

kode etika berbasis kepatuhan adalah standar etis yang menekankan pencegahan perilaku yang melanggar hukum dengan meningkatkan kontrol dengan memberikan sangsi kepada yang melanggar.

kode etika berbasis integrasi adalah standar etis yang mendefinisikan nilai-nilai panduan organisasi, menciptakan sebuah lingkungan yang secara etis mendukung perilaku yang baik, dan menekankan akuntabilitas bersama antar karyawan.


dan didalam nya kinerjasosial pada sebuah perusahaan memiliki beberapa dimensi, yaitu :
1. filantropi korporat
2. inisiatif sosial korporat
3. tanggung jawab korporat 
4. kebijakan korporat

tanggung jawab sosial korporat adalah perhatian bisnis terhadap kesejahterahan masyarakat meliputi

1. tanggung jawab terhadap pelanggan
2. tanggung jawab terhadap investor 
3. tanggung jawab terhadap karyawan 
4. tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan 
5. audit sosial 

Rabu, 17 Oktober 2012

10 Strategi Sukses Berwirausaha

ingin bisa berdikari dan memulai usaha sendiri? Harus diingat bahwa memulai usaha sendiri butuh kerja keras dan bisa jadi akan memerlukan waktu lama hingga akhirnya ada pemasukan. Perlu strategi yang jitu agar upaya wirausaha Anda tersebut berhasil, juga meminimalisir kegagalan. Berikut adalah strategi-strategi yang dikumpulkan oleh Renee Martin, penulis "The Risk Takers: 16 Women and Men Share Their Entrepreneurial Strategies for Success" dari para pengusaha-pengusaha wirausaha yang berhasil.

1. Mencari pasar khusus yang belum tergarap
Identifikasikan sebuah pangsa pasar khusus (niche market) yang kebutuhan utamanya belum terpenuhi oleh kompetitor. Bangun sebuah spesialisasi yang Anda tahu merupakan keunggulan dari perusahaan Anda. Ingatlah, bahwa bahkan sebuah perusahaan besar dan bertaraf internasional pun tak bisa memuaskan semua orang. Banyak pasar khusus yang seringkali tak tergarap karena dianggap terlalu kecil.

2. Peka terhadap tren terbaru berani memulai
Carilah kebutuhan dan keinginan terbaru dari para konsumen yang tumbuh dari perubahan tren di segi kultural, ekonomi, teknologi yang menjadi sinyal kesempatan pasar baru. Bertindaklah dengan cepat, jangan menunda terlalu lama.

3. Lakukan!
Berhenti membuat alasan-alasan. Waktu paling "sempurna" untuk meluncurkan bisnis takkan pernah bisa diprediksi secara tepat dan pasti. Jangan biarkan para bakal calon kompetitor mencuri start dari bisnis yang sebenarnya bisa Anda mulai terlebih dulu. Mulailah bergerak. Ciptakan gol-gol pendek dan deadline yang membawa Anda lebih dekat untuk membuka lahan bisnis baru.

4. Hindari kata-kata yang mematahkan semangat
Abaikan orang-orang yang berkata "Itu tak akan berhasil" atau "Tak akan bisa berhasil kalau kamu melakukannya dengan cara itu". Sesekali, menjauh dari anggapan yang menurunkan semangat dan aturan baku bisa membantu Anda untuk meraih kesuksesan. Perhatikan dan pelajari cara para pebisnis yang sukses di bidang mereka dengan pandangan yang kritis. Pelajari cara mereka bekerja dan program yang mereka lakukan. Ajukan pertanyaan-pertanyaan "bagaimana jika" di dalam pikiran Anda.

5. Eksplorasikan kelemahan kompetitor
Ambil pandangan kritis terhadap kompetisi Anda dari perspektif konsumen. Dengarkan baik-baik akan kebutuhan dan komplain dari konsumen prospektif saat melakukan telepon sales. Hal ini akan membantu mengidentifikasi kekurangan dan kelemahan kompetitor. Carilah cara untuk menutup kekurangan dari servis dan produk Anda sendiri, lalu perbaiki hal tersebut.

6. Isi kekosongan
Pusatkan pandangan Anda di area yang lupa ditutupi oleh kompetitor Anda. Pelajari bagaimana mengantisipasi area baru yang bisa Anda isi dengan servis atau bisa memposisikan bisnis Anda lebih cepat dari kompetitor Anda.

7. Tenar dengan dana minim
Pikirkan cara bagaimana agar lebih dikenal dengan dana seminim mungkin. Jangan terlalu menutup diri, jadilah kreatif, beranikan diri untuk makin dikenal banyak orang (tapi untuk alasan yang baik). Tukar ide dengan orang-orang terdekat Anda.

8. Percaya kemampuan diri
Bangun dan belajar untuk menggunakan kekuatan intuisi Anda. Dengarkan hati Anda. Akan ada saat-saat Anda harus memilih bermain aman atau justru bermain nekat untuk menghadapi tantangan bisnis. Orang-orang sekitar Anda juga memberi masukan yang beragam, sehingga yang bisa Anda percayai hanyalah diri dan hati Anda.

9. Jangan biarkan kesulitan atau kegagalan mengalahkan Anda
Jangan biarkan batasan yang diciptakan oleh orang lain atau keadaan yang menjepit membuat Anda lemah. Banyak wirausahawan yang menutup usaha mereka karena tidak percaya pada diri sendiri. Sebagai wirausahawan, Anda akan menghadapi masa-masa penuh stres yang akan menguji kepercayaan Anda. Ingatlah, bahwa alat untuk mengusir kegundahan itu adalah kegigihan dan daya lenting. Percayalah pada konsep bisnis Anda dan komitmen diri untuk melihat bisnis ini sukses.

10. Jangan berhenti berinovasi
Secara kontinu, carilah cara-cara baru untuk memperkenalkan produk-produk baru dan servis untuk konsumen langganan Anda dan pasar baru yang Anda temui. Berpuas diri adalah hal yang bisa membahayakan perusahaan Anda. Sesuaikan bisnis Anda dengan tren pasar.

Pengantar bisnis BAB 1

dewasa  ini bisnis tersebar disemua sektor. tak ada lahan tak berguna yang tidak daijadikan lahan untuk berbisnis. semua orang berlomba-lomba untuk berbisnis namun nyatanya banyak pebisnis yang rela gulung tikar karena tak mampu manciptakan lingkungan bisnis yang dinamis. dimana semua berjalan sejalan dan semestinya.  kebutuhan terhadap sistem pengelolaan kinerja yang dinamis otomatis juga menjadi kebutuhan. Sebuah framework sistem pengelolaan kinerja seharusnya merupakan sistem yang dinamis yang mampu beradaptasi secara fleksible terhadap perubahan lingkungan bisnis.Tujuannya adalah untuk membangun sebuah sistem pengukuran kinerja baru yang bersifat dinamis terhadap perubahan bisnis. Penelitian tersebut mengevaluasi sistem pengukuran kinerja berdasarkan pada faktor tipe pengukuran,aspek, dan dimensinya. Faktor-faktor tersebut adalah finansial, Customer, keterkaitan terhadap produk atau prose, kompetitor, sumber daya (infrastructure), agility/fleksibiltas, learning & growth/ innovation, Employee/people, Strategy/Vision.

Lingkungan yangdinamis harus memiliki karakteristik artibut sebagai berikut:

1. Harus mampu memberikan gambaran bisnis yang seimbang (balanced).
2. Mampu memberikan pandangan yang ringkas terhadap kinerja organisasi.
3. Harus multidimensional
4. Komprehensif
5. Mampu menyediakan integrasi secara vertikal maupun horizontal
6. Teringrasi dengan proses-proses bisnis
7. Mampu mengukur hasil serta pemicu kinerja.
8. Merupakan sistem yang dinamis
9. Mampu memperkaya pembelajaran & pertumbuhan
10. Harus konsisten dengan teknik-teknik manajemen dan prakarsa-prakarsa penyempurnaannya.
11. Harus lebih bisa dianggap lebih berpotensi
12. Harus proaktif atau menjemput bola dalam istilah sekarang
 "BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN: PENDAPATAN, KEUNTUNGAN,
 DAN KERUGIAN"

Banyak mahasiswa bisnis tertarik untuk belajar bagaimana menjadi sukses ketika
 mereka lulus dari program mereka. Bagian dari proses ini menyadari apa yang terjadi di dunia bisnis. lebih dari sekadar.

 "Mengambil resiko dan menghasilkan laba

Bisnis dan kewirausahaan:laba,pendapatan,rugi"

Karena tidak semua bisnis menghasilkan keuntungan, memulai usaha bisa menjadi berisiko
proposisi. Seorang pengusaha adalah seseorang yang risiko waktu dan uang untuk memulai
dan mengelola bisnis. Setelah pengusaha telah memulai bisnis, ada
biasanya suatu kebutuhan bagi manajer yang baik dan pekerja lainnya untuk menjaga bisnis
pergi. Tidak semua pengusaha yang terampil sedang manajer.
Bisnis menyediakan orang dengan kesempatan untuk menjadi kaya.

Rabu, 10 Oktober 2012