Rabu, 07 November 2012

dari secangkir kopi menjadi kedai kopi terbesar "Starbucks"

sering kali kita mampir pada salah satu pusat perbelanjaan dan memutuskan untuk ngopi atau nongkrong di salah satu coffee shop yang identik dengan warna coklat dan hijau ini. ya Starbucks ... kedai kopi yang saat ini menjadi  perusahaan kedai kopi terbesar di dunia, dengan 15.012 kedai di 44 negara termasuk Indonesia . Starbucks menjual kopi, minuman panas berbasis espresso, minuman dingin dan panas lainnya, makanan ringan, serta cangkir dan biji kopi. Melalui divisi Starbucks Entertainment dengan merek Hear Music, perusahaan ini juga memasarkan buku, musik, dan film. jadi tak hanya membuat nyaman pengunjung dengan suguhan stuff yang tersedia.

yang paling utama dari Starbucks pastinya lidah kita yang dimanjakan oleh berbagai taste kopi dan teh.  kalau misalnya masih mau ngubek-ngubek ada apa aja di coffee shop ini juga ada menu selain kopi tapi mungkin tetep masih nyambung sama kopi kaya smooties dan lain lain untuk perut juga nggak perlu khawatir karna banyak hidangan yang akan ditawarkan dengan taste yang *muach banget. buat yang dirumah jangan khawatir juga bagi prcinta kopi, teh, ataupun coklat dari Starbucks mereka bisa membeli stuff untuk d bawa pulang. jadi mereka juga tak perlu jauh jauh datang ke outlet Starbuck untuk menikmati minuman dari mereka.

berbicara panjang  lebar tentang isi starbucks nggak afdol kalau misalnya kita nggak ngelihat kilas balik bagaimana starbuks bisa muncul. karna orang hebat adalah orang yang menghargai sejarah. yuuukk ,...

pada Awalnya, Howard Schultz adalah seorang general manager di sebuah perusahaan bernama Hammarplast. Suatu kali, ia datang ke Starbucks yang pada awalnya hanyalah toko kecil pengecer biji-biji kopi yang sudah disangrai. Toko ini dimiliki oleh duo Jerry Baldwin dan Gordon Bowker sebagai pendiri awal Starbucks. Duo tersebut memang dikenal sangat getol mempelajari tentang kopi yang berkualitas. Melihat kegairahan mereka tentang kopi, Howard pun memutuskan bergabung dengan Starbucks, yang kala itu baru berusia 10 tahun. Ia pun segera bisa dekat dengan Jerry Baldwin. Sayang, hal itu kurang berlaku dengan Gordon Bowker dan Steve, seorang investor Starbucks baru. Meski begitu, Howard tetap berusaha beradaptasi dan mencoba mengenalkan berbagai ide pembaruan untuk membesarkan Starbucks.

Suatu ketika, Howard Schultz datang dengan ide cemerlang. Ia mendesak Jerry untuk mengubah Starbucks menjadi bar espresso dengan gaya Italia. Setelah perdebatan dan pertengkaran yang panjang, keduanya menemui jalan buntu. Jerry menolak karena meskipun idenya bagus, Starbucks sedang terjerumus dalam utang sehingga tidak akan mampu membiayai perubahan.

Howard pun lantas bertekad mendirikan perusahaan sendiri. Belajar dari Starbucks, ia tidak mau berutang dan memilih berjuang mencari investor. Dan, pilihan inilah yang kemudian membuatnya harus bekerja ekstra keras. Ditolak dan direndahkan menjadi bagian keseharian yang harus dihadapinya.

Tekad itu terwujud--dan bahkan--dengan uang yang terkumpul dari usahanya, ia berhasil membeli Starbucks dari pendirinya. Namun, kerja keras itu tak berhenti dengan terbelinya Starbucks. Saat terjadi akuisisi, ia mendapati banyak karyawan yang curiga dan memandang sinis perubahan yang dibawanya. Tetapi, dengan sistem kekeluargaan, ia merangkul karyawan dan bahkan memberikan opsi saham sehingga sense of belonging karyawan makin tinggi.

Kini, dibantu dengan CEO yang diperbantukannya, Orin C Smith, Howard berhasil mengembangkan Starbucks hingga puluhan ribu cabang di seluruh dunia. Ia juga menekankan layanan dengan keramahan pada konsumen, dan di sisi lain, memperlakukan karyawan sebagai keluarga. Dengan cara itu, Howard terus berekspansi hingga terus menjadi kedai kopi terbesar.

jadi beliau adalah salah satu orang tangguh yang dapat kita contoh, karna dengan perjuanganya beliau dapat membuat secangkir kopi yang mendunia :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar