Sabtu, 30 Juli 2011

Filosofi Senja part. II

            sesampainya dibukit senja aku kira Gege disana sedang menikmati indahnya langit yang kebetulan hari ini indah, Cerah. jujur aku kecewa dia tak disana, aku memutuskan untuk duduk, berdiam disana memikirkan apa yang terjadi pada sahabatku ini. tak pernah dia seperti ini, seperti ada yang ditutupinya. 5 menit berlalu aku hanya duduk menatap langit sampai akhirnya terbesit keinginan untuk menghubungi Gege.
     "bodohnya aku, kenapa nggak kepikiran dari tadi coba!!" kesalku sambil jariku bermain dengan keypad  

"kamu dimana?? aku tunggu dibukit biasa, ada yang ingin aku tanyakan"
                                                                                                          >>SEND<<

          KESAL!!, jujur aku benci mengatakannya aku tak suka menunggu. seharusnya Gege tau akan hal itu, kenapa dia membiarkan aku menunggu?? tak biasa. sudah 60 menit penuh aku menunggunya tanpa kabar, bukit ini menjadi membosankan tanpa Gege. aku tak nyaman, sampai akhirnya

>>RECIEVE<<
  "sorry"

           "damn!!! kamu dimana sih aku udah nunggu lama, tega ya kamu"
                                                                                        >>SEND<<


            tak pikir panjang, aku yakin Gege tak mungkin datang ke bukit senja dan suasana yang mulai gelap dan SENDIRI memaksaku untuk pulang. dan menyiapkan diri untuk esok memarahi Gege yang selama satu jam membuatku menunggu.
                                                
M

keesokan harinya....
    BRRAAAKKK!!
dengan penuh emosi aku membuka pintu kelas 
         "eh!! anjrid lo ngagetin aja, rumahmu gua ye nggak punya pintu" kesal temanku yang mungkin kaget atas aksiku tadi, tapi persetan  masalahku bukan dengannya tapi dengan Gege. aku putuskan untuk langsung menghampirinya. 
        "jahat banget sih lho ??? aku udah nunggu 1 jam penuh, uda laper sepi pula" eluhku pada Gege
        "apa'an sih teriak teriak!!" balas Gege
tanpa banyak kata  Gege menarik tanganku, pergi keluar kelas. oh tidak keluar sekolah
        "kamu mau bawa aku kemana, gila kamu pelajaran pertama kimia tau!!"
ternyata Gege mengajakku ke bukit senja. tanpa banyak bicara dia memberikan aku sebuah tiket, entah kemana tujuannya dan siapa yang akan pergi? takut aku tak dapat menerima apa yang terjadi aku memutuskan segera menghilang dihadapan Gege. hanya "maaf" dalam hati
      ternyata itulah hari terakhir aku bertemu dengan Gege, dia pergi tanpa kata, tanpa pelukan, nasihat, dan kenangan buat aku. aku berlali berlari makin kencang menuju bukin senja. pandanganku buran, air mataku tak dapat kubendung, tak kuhiraukan sapa ramah mareka, nafasku terlalu pendek untuk berkata, keseimbanganku berkurang sampai akhirnya aku jatuh , di bukit senja....

6.45

masi terpuruk setelah terjatuh, tak ada yang membantu aku bangun itulah yang membuatku sejenak nyaman dengan posisi seperti ini, tanah dihadapankupun basah begitupula dengan pipiku yang kotor. tiba-tiba ada dorongan besar yang membuatku bangkit. menatapku ke arah senja kejam! sebal ! sampai -sampai aku sendiri tak dapat mengontrol sumpah serapah yang aku ucapkan untuk sahabatku. DE JAVU ... aku merasakannya, apa yang terjadi ?? apa yang terulang?? apakah Gege disini?? otakku hanya berputar dengan tanda tanya, semakin cepat dan semakin kuat juga rasa gelisah yang aku rasa. Yang terlintas dalam pikiran hanya Gege takut hal buruk terjadi aku kembali berlari kearah rumah berniat menelfon keluarga Gege

#tak ada jawaban!!

                                                      M♥
keesokan harinya ....
"kring kring"
pak pos datang membawa surat berwarna biru. pada kop surat tertulis namaku, tak biasanya aku mendapatkan surat. aku mengenal tulisan ini yes itu tulisan ibu Gege betapa senangnya aku wktu mengetahui surat ini dari Gege untuk aku. senyumku masi mengembang senang, rasanya tak sabar membaca apa yang tertulis di dalamnya
sampai ....
senyumku melemah bergetar, tanganku berkeringat lemah. di dalam amplop indah ini berisi sebuah surat dengan bercak merah, DARAH. pikiranku melanglangbuana takut akan menemukan hal yang tak ingin aku ketahui. ibu yang berada disampingku memelukku dari belakang memberikan aku nyaman hingga aku kuat untuk menerima seburuk apapun hal yang ada didaalamnya.

M♥

dear sahabatku tercinta,
nggak tau kenapa tiba-tiba aku pengen nulis surat ini buat kamu, mungkin karena aku bersalah bersikap seperti kemarin tempo hari.
gueen,
maaf banget mungkin aku bukan sahabat yang baik buat kamu, 2 tahun terakir aku nyembunyiin sesuatu dari kamu. aku sakit sakit AIDS ! aku nggak tau darimana penyakit menjijikan ini bisa muncul. dugaan ini gara-gara donor yang aku terima waktu aku tinggal sementara di pedalaman. aku malu, tapi aku tak bisa Jujur aku juga tak bisa menjauh dari sahabat seperti kamu, gueen. sampai ahirnya 2 minggu terakhir semua dokter menjudge semakin parahnya penyakit ini, dan semakin singkatnya waktu untuk aku hidup. makanya Gueen aku sempat kelanakan bingung ngasi jawaban saat kamu tanya kenapa aku ngelepasin basket. inilah jawabannya
sahabatku gueen, 
sekali lagi maaf, suratnya kotor. aku nggak bisa ngntrol diri aku buat nggak ngotorin surat ini. aku sudah berlembar lembar mengganti kertas sampai inilah lembar yang terakhir. 
aku harap kau tak menangis waktu membaca surat ini. aku hanya berbagi cerita kawan seperti biasa. tak ada kisah sedih, bukan kisah tapi kenyataan
gueen,
jika kelak memang tuhan memanggilku cepat, atau aku harus benar benar pergi berjanjilah jangan ada tetes air mata haru untukku, jangan murungkan wajahmu dengan baju hitam tanda kehilangan. kau harus tersenyum, tertawa bernyanyi lagu kita. dan suatu hari kau rindu aku datanglah kebukit senja pandang senja yang turun, kan kau dapatiku disitu untukku.
show must go on”, Gueen ada atau tanpa aku kau haru tetap. atau bahkan lebih
percayalah kawan kelak kita akan bertemu ditempat yang lebih indah, percaya karena hanya dengan percaya kita semakin ikhlas menjalani apa yang ada
love ....
       gege
*kecup basah*




tak hanya sampai disitu, terselip surat kecil ... ini tulisan ibunya
hanya berisi tulisan singkat
     ginger Ratansyah telah meninggal 3januari 2010 pukul 18.45 WIB ... 


                                        M

ingat dengan pesan seorang sahabat, sore itu aku datang ke makam tempat dimana jasat sahabatku dikebumikan dengan pakaian berwarna putih dominasi biru, mataku memang sembab tapi pipiku kering tak ada air mata yang yang keluar. tiap langkah rasa sesak makin terasa, genggaman tanggan yang membawa seikat mawar putih pun melonggar. "aku harus kuat" gumamku dalam hati, kulantunkan lagu kita membuatku semakin kuat   
               "aku cukup kuat untuk tak menangis kan sahabatku???" ungkapku pada nisan sang sahabat
               "aku percaya kelak kita akan bertemu ditempat yang lebih indah, tapi sebelumnya aku akan buktikan aku bisa jadi Gueen yang kuat". " karna aku bisa merasakan kamu disini" kataku sampil menyentuh dada.


                                                                                                                                                FIN!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar