Jumat, 27 April 2012

para budak jelata

mungkin kini tak hampir bernyawa
terasa pengap yang teramat di dada
sebuah kata yang terucap hanya duka
keluh kesah tentang benar salah dunia
terjebak dalam pekat kepedihan
terikat kuat derita masa lalu yang terkuak
hina terasa seperti ada lagi tempat mengemban luka
tersiksa hanya itu yang kurasa setiap kubuka penutup telinga
bukan tawa bukan tangis hanya hati bernanah
bukan sedu bukan sedan hanya rasa terabaikan
bukan awan tempat langit damai, hanya tanah diinjak
tak ada kesempatan, ibarat hina membalut kita
hanya jejak kelam busuk berarak mendekat
dari sepi hanya mampu menjerit tentang pengampunan
hanya sebagian dari rasa raga yang terasa
cambuk dan bentak tinggalkan luka melekat
tak ada belas atas parit yang memeluk mesra
hanya ada dera dan siksa untuk kami
"para budak jelata"

alasan

seseorang pernah mengajakku berdialog tentang ketulusan mencinta. sejenak aku hanya mampu terdiam, banyak kata acak dalam otak namun selalu kelu untuk aku coba ungkapkan. hanya satu kata yang keluar dari mulutku saat itu yaitu "faith" kepercayaan. kamu akan mengerti seberapa tulusnya seseorang itu mencinta sejauh apa kamu pecaya pada apa yang yang kamu sebut kepercayaan. Tuhan menganugerahkan manusia dengan indera perasa paling peka walaupun nggak termasuk dalam 7 indera manusia itu adalah hati. hati memiliki andil besar dalam menentukan keyakinan. seperti yang semua tau kita nggak bakal bisa hidup sendiri kadang kala kita membutuhkan bantuan seseorang, tak berbeda dengan hati dia terlalu rapuh untuk memutuskan sendiri. hati mamerlukan otak , logika untuk memikirkan semua, semuanya!. untuk mepertimbangkan dengan alasan yang kuat agar tak fatal pada raga. dan itu adalah alasan mengpa aku tak percaya pada ketulusanmu. itu karen 7 inderaku, hati dan otakku buta tak dapat melihanya